Gemarnews.com, Banda Aceh. Dalam rangka mengirangi resiko bencana bagi warga sekolah, MDMC Aceh melaksanakan Sosialisasi dan Simulasi Evakuasi Mandiri bagi siswa sekolah di Komplek Methodis Banda Aceh (19/12/2024).
Kegiatan tersebut didukung penuh oleh Persatuan Gereja Indonesia Wilahayah (PGIW) Aceh.
Simulasi bencana merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk memperkuat Kelompok Siaga Bencana Sekolah (KSBS) yang mana dilakukan peniruan langkah-langkah kesiapsiagaan yang harus dikerjakan ketika terjadi bencana. Selain itu, kegiatan simulasi bencana ini dilakukan untuk memenuhi indikator Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Kegiatan simulasi bencana hadiri oleh Ketua Umum PGIW Aceh Pendeta Supardi dan pengurus lainnya, Wakil Ketua PW. Muhammadiyah Aceh M. Yamin Abduh, dan Ketua MDMC Aceh Musliadi M. Tamin beserta pengurus.
Proses simulasi yang dilakukan diawali dengan tanda bunyinya sirine yang panjang dan lama sebagai pertanda adanya bencana. Selanjutnya siswa diminta oleh guru yang mengajar di kelas untuk melindungi diri dan berlari meninggalkan ruangan kelas secara teratur tanpa panik. Setelah berlari keluar siswa berkumpul di lapangan sekolah. Kemudian juga dilakukan simulasi evakuasi mandiri tsunami, Dimana para peserta diarahkan untuk naik ke lantai dua, tiga dan empat sekolah agar tidak terkena tsunami.
Warga sekolah yang mengikuti simulasi ini merasa terbantu dengan kegiatan yang dilakukan, karena sangat bermanfaat dan mengedukasi warga sekolah selama kegiatan yang dilakukan. Mereka berharap dengan adanya simulasi ini dapat mengurangi sikap mental panik kepada guru dan siswa saat terjadinya gempa.
Ketua MDMC Aceh Musliadi M. Tamin menjelaskan bahwasanya simulasi bencana perlu dilakukan untuk mengedukasi warga sekolah dalam menghadapi bencana yang akan datang. Selain itu, simulasi ini dapat membantu murid serta guru di sekolah untuk tidak panik saat terjadinya bencana. Sebelum dilakukan simulasi bencana, bagaimana bentuk upaya perlindungan diri jika terjadi bencana saat di sekolah. Bentuk upaya perlindungan diri seperti melindungi kepala, lari ke tempat titik kumpul yang berada di sekolah, tidak mendekati kaca serta pajangan yang berada di dinding, dan tidak boleh bermain di dekat aliran sungai di jam sekolah maupun tidak di jam sekolah.
Lebih lanjut Musliadi mengatakan, MDMC memiliki komitmen untuk terus melakukan kegiatan pengurangan resiko bencana bagi Masyarakat. Pengalaman bencana gempa dan tsunami Aceh tahun 2004 banyak menjadi korban akibat saat itu belum adanya pengetahuan bagi Masyarakat bagaimana melakukan evakuasi mandiri.
Tahun ini memasuki 20 tahun bencana tsunami Aceh, kita harus terus bersinergi untuk mengurangi resiko bencana bagi Masyarakat, salah satu caranya adalah memberikan edukasi, sosialisasi dan simulasi kepada Masyarakat, sehingga dengan begitu kita memiliki pengetahuan menghadapi resiko bencana dalam kehidupan sehari-hari.
Ketua Umum PGIW Aceh Pendeta Supardi memberikan apresiasi kepada MDMC Aceh yang telah berkontribusi pada kegiatan Simulasi tersebut, karena dengan adanya simulasi warga sekolah Methodist memiliki informasi dan bertujuan untuk memberikan edukasi kepada para warga sekolah baik guru maupun siswa untuk mengetahui bagaimana Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelamatkan diri saat bencana, seperti gempa bumi, tsunami dan kebakaran.