Notification

×

Iklan ok

Bambang Setiaji: Social Enterprise Jadi Modal Muhammadiyah Eksis di Dalam dan Luar Negeri

Senin, 20 Januari 2025 | 14.33 WIB Last Updated 2025-01-20T07:33:43Z


YOGYAKARTA, GEMARNEWS.COM – Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bambang Setiaji menyebutkan bahwa kewirausahaan sosial atau social enterprise menjadi modal Muhammadiyah untuk eksis di dalam dan luar negeri.

Hal ini disampaikan oleh Bambang Setiaji dalam acara “Launching Buku dan Talkshow Bangkitnya Kewirausahaan Sosial: Kisah Muhammadiyah” yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bekerja sama dengan Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) di Museum Muhammadiyah, Yogyakarta pada (13/1/25).

Ia menyampaikan, Muhammadiyah telah sejak lama bergerak di sector pendidikan, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. 

Dalam perkembangannya sampai saat ini, Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) memainkan peran strategis dalam pembangunan bangsa.

“Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) telah berdiri sejak tahun 1950 an, yang tertua ada di Jakarta yang didirikan tahun 1955 dan disusul di Solo dan Sumatera Barat pada tahun 1958. Maka, Muhammadiyah telah begerak dan menjadi organisasi social enterprise di lingkup perguruan tinggi ini sudah sangat lama sekali dan bahkan menjadi organisasi social enterprise tertua di Indonesia,” ujarnya.



Tak hanya sekedar bergerak di dalam negeri, imbuh Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah itu, Muhammadiyah saat ini juga telah banyak mendirikan institusi pendidikan di luar negeri sebagai wujud gerak di bidang social enterprise. Seperti hadirnya Muhammadiyah Australia College (MAC) yang beroperasi di Melbourne Australia.



“Muhammadiyah Australia College (MAC) menjadi contoh bagi PTMA di dalam negeri, terutama dalam aspek pengelolaan dan sinergi antar masyarakat setempat, Muhammadiyah, dan pemerintah Australia yang sangat baik,” ungkapnya.



Bagi Bambang Setiaji, pendirian institusi pendidikan dan perguruan tinggi perlu sinergi antara masyarakat, Muhammadiyah, dan pemerintah. 



“Sebagai wujud pergerakan dari percontohan tersebut, hingga saat ini Muhammadiyah telah berusaha untuk menggandeng para pengusaha untuk terus melebarkan sayapnya dalam hal pendirian PTMA di dalam dan luar negeri,” paparnya.


Bambang Setiaji menyebutkan, saat ini Muhammadiyah memiliki 162 perguruan tinggi seluruh Indonesia. Lalu, di luar negeri Muhammadiyah juga memiliki Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM).


“Ini menjadi wujud nyata Muhammadiyah untuk terus berkontribusi sebagai organisasi social entreprise melalui Pendidikan dan Perguruan Tinggi. Tentu, seperti yang telah dijelaskan Bambang bahwa hal tersebut sangat memerlukan sinergi antara Muhammadiyah, masyarakat, dan pemerintah,” pungkasnya. (red)
×
Berita Terbaru Update