Notification

×

Iklan ok

Masyarakat DesaTerpencil Harapkan Bidan Desa

Kamis, 23 Januari 2025 | 09.05 WIB Last Updated 2025-01-23T02:05:11Z


Gemarnews.com, Pidie - Sejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat Desa (Puskesdes) atau Pondok Persalinan Desa (polindes) yang terdapat di beberapa desa di Pidie Jaya, tidak Bidan Desa (bides) di tempat. Seperti di desa tertinggal Sarah Mane dan Lhok Sandeng, sejak polindes tersebut dibangun, tidak ada bides di tempat.

Polindes Sarah Mane yang dibangun polindes belasan tahun lalu, sampai saat ini belum ada bides. Padahal sejak 5 tahun terakhir, pemerintah desa tersebut mengalokasikan dana dari.Dana Desa untuk merehab dan menambah fasilitas. Seperti pengadaan Teras, atap, lantai pagar dan mobiler untuk kepentingan medis di hari Posyandu.

Salah satu tokoh Masyarakat Desa Terpencil Terpencil Sarah Mane, mengatakan, selain jalan yang rusak parah menuju desa Sarah Mane, juga Bidan Desa tidak ada. Padahal Polindes di desa tersebut cukup layak, bagus dan sehat.

"Kami selaku masyarakat desa tertinggal, sudah belat tahun mendambakan adanya bidan desa yang menetap di desa kami. Jika tiba-tiba di malam buta, ada warga kami yang sakit, minimal kami dapat bantuan pertama dari bidan yang tinggal di desa kami, meski akhirnya kami harus merujuk ke RSUD kabupaten," ujarnya kecewa.

"Kami benar-benar tertinggal dari segala aspek, mulai dari jalan rusak, polindes tanpa penghuni dan jaringan internet tidak ada," jelasnya.

"Soal usulan, sudah setiap tahun kami usul ke pemerintah, namun belum ada respon sama sekali," keluhnya.

"Baru kemarin, bapak Pj. Bupati Pidie Jaya, meninjau soal jaringan internet. Semoga akan ada tower untuk jaringan internet, apapun. Bisa telkomsel, EXIS atau apa saja namanya," imbuh warga.

Dan yang paling utama adalah bidan desa. Harus tinggal di Polindes.

Hal senada juga dikeluhkan masyarakat desa Lhok Sandeng. Mereka seakan terlupakan. Puskesdes ada, tapi bides tidak ada. Polindes cuma digunakan untuk acara posyandu satu bulan sekali. Padahal jarak desa tersebut menuju RSUD mencapai belasan Kilo Meter. 

Sementara itu, kepala Dinas Kesehatan Pidie Jaya, Edi Azward yang dikonfirmasi media ini mengatakan, bahwa soal bides yang tinggal di Polindes desa, itu telah kami pertimbangkan. Tapi karena para bides harus diberi jerih dan fasilitas oleh desa, maka hal ini harus ada usulan dari kepala desa, sebab segala operasional bides harus dianggarkan dari Dana Desa. Pihak dinas hanya menferivikasi tenaga kesehatan untuk dikirim ke desa. Dari tenaga honorer atau tenaga bakti dengan syarat-syarat tertentu. Seperti, S 1 Bidan dan ada STTR.

"Kami sedang membicarakan dulu dengan pimpinan dan DPMG serta Dewan untuk membahas hal jerih bidan di desa jika bidesnya kita ambil dari tenaga bakti atau honorer," pungkas Edi.( ISMET) 
×
Berita Terbaru Update