LAMPUNG, GEMARNEWS.COM - Hujan dengan intensitas lebat melanda beberapa wilayah di Provinsi Lampung, mencakup delapan kabupaten/kota, yaitu Lampung Timur, Lampung Tengah, Bandar Lampung, Pesawaran, Lampung Selatan, dan Pringsewu. Hujan deras ini menyebabkan debit air sungai dan air laut meningkat secara signifikan, yang kemudian memicu banjir bandang di Lampung Timur, Lampung Tengah, dan Bandar Lampung.
Bencana ini terjadi pada Kamis hingga Jumat, 16-17 Januari 2025, dan hingga 19 Januari 2025, genangan air di beberapa wilayah masih belum surut.
Banjir bandang ini berdampak cukup serius di berbagai daerah. Di Kecamatan Way Bungur, Kabupaten Lampung Timur, sebanyak 125 rumah terendam dengan ketinggian air mencapai dua meter, mengakibatkan 57 kepala keluarga (KK) harus diungsikan.
Aktivitas perekonomian warga terhenti, dan sawah serta kolam yang terendam air berpotensi gagal panen. Di Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah, sebanyak 118 rumah warga terendam banjir, ladang padi seluas ±64 hektar rusak, dan tanggul penangkis Sungai Bekri jebol di dua titik.
Sementara itu, di Kecamatan Panjang dan Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kota Bandar Lampung, 14.160 rumah terendam banjir, 10 rumah mengalami kerusakan sedang, dan tiga orang meninggal dunia. Selain itu, dua RT di wilayah ini juga terendam banjir, menyebabkan aktivitas warga terhenti.
Merespons bencana ini, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) melalui Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) setempat melakukan berbagai langkah tanggap darurat.
LRB PDM Lampung Timur mendirikan Pos Koordinasi (Poskor) di Masjid Al-Hidayah, Desa Tanjung Tirto, melakukan asesmen berkala, menggalang dana bersama Lazismu, PCM, dan ORTOM se-Lampung Timur, serta menyediakan 1.500 bungkus makanan siap saji.
Sementara itu, LRB PDM Lampung Tengah melakukan asesmen dan meninjau langsung titik-titik banjir. LRB PDM Kota Bandar Lampung turut melakukan asesmen di lokasi terdampak dan mengumpulkan informasi dari warga persyarikatan serta wali murid di Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
Untuk mendukung upaya penanganan bencana, MDMC merekomendasikan beberapa kebutuhan mendesak, termasuk sembako, obat-obatan, alat kebersihan seperti alat pel, sapu, dan penggaruk air, air bersih, peralatan sekolah, serta pakaian sekolah. Informasi mengenai bencana ini diperoleh dari pihak desa dan kecamatan setempat, serta Tim Tanggap Darurat Rekonstruksi dan Rehabilitasi (TDRR) MDMC dari Lampung Timur, Lampung Tengah, dan Bandar Lampung.
Melalui langkah-langkah ini, MDMC terus berkomitmen memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat terdampak bencana, guna meringankan beban mereka dan membantu proses pemulihan secara bertahap.(*)
*Budi Santoso, S.Psi., M.KM.*
Wakil Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah