SDN 16 Bandar Baru, Pidie Jaya, Khanduri Apam/Nasruddin.
Gemarnew.com, Pidie Jaya - Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 16 Bandar Baru,
Pidie Jaya menggelar kenduri apam di kompleks sekolah. Kegiatan itu digelar
untuk memperkenalkan tradisi tet apam ke murid dan bulan Ra"jab.
Para siswa sejak pagi hari mempersiapkan berbagai perlengkapan
untuk kenduri apam. Di antara mereka ada yang mengaduk tepung, serta
mempersiapkan dapur hingga piring tempat saji.
Kebersamaan para siswa dan guru sekolah dasar negeri ini
sebagai upaya melestarikan tradisi yang sudah turun temurun dilakukan nenek
moyang jelang bulan suci ramadhan.
Kepala SD Negeri 16 Bandar Baru, Fatimah Syam, Kamis
(22/1/2025) mengatakan, kegiatan tersebut untuk menjadikan siswa bisa mengenal
tradisi makanan khas Aceh. "Toet Apam" tersebut merupakan bagian dari
memperkenalkan penganan khas masyarakat Aceh tempo dulu kepada peserta didik,
dan juga ikut melestarikan budaya Aceh pada siswa SDN 16 Bandar Baru.
"Selain memperkenalkan penganan tempo dulu kepada
siswa, ini juga sebagai bagian menjaga kelestarian budaya Aceh,"
ujarnya."
Dalam sejarahnya, apam tidak dimasak dengan kompor gas atau
kayu bakar, tetapi dimasak dengan Oen Ue Tho (daun kelapa kering). Malah
orang-orang percaya bahwa apam tidak boleh dimasak selain dengan daun tersebut.
Apam yang enak dimakan yaitu bila permukaannya berlubang-lubang, sedang bagian
belakangnya tidak hitam dan rata (tidak bopeng).
Ada beberapa variasi bila ingin menyantap apam. Kue
tradisional Pidie yang sudah melegenda akan sedap rasanya bila dimakan dengan
kuah tuhe. Kuah tuhe sendiri adalah fermentasi atau campuran santan dengan
pisang raja, atau pula menggunakan nangka yang sudah matang serta gula pasir.
Bagi yang tidak suka dengan kuah tuhe, apam juga bisa disantap dengan kelapa
yang sudah dikukur, lalu dicampur dengan gula pasir.
Selain itu, Fatimah Syam menyebutkan, kegiatan tersebut juga
untuk membangun kerja sama sekolah dengan org tua untuk peduli sesama dan
saling membantu satu sama lain untuk menjaga kerukunan dan ketertiban
dilingkungan sekolah.
“Kita harus menanamkan budaya sejak kecil agar mereka dapat
mempertahankan salah satu budaya seperti kenduri apam,” sebutnya.
Kepsek berharap, dengan kegiatan tersebut menjadi edukasi
siswa untuk lebih mengenal kue apam dan tertanam sifat saling membantu sesama.
"Harapan, nantinya siswa bisa mengenal ragam makanan khas Aceh dan rajin
membantu orang tua saat di dapur," harapnya.
Usai bergotong royong memasak kue apam para siswa dan dewan
guru, mencicipi hasil karya sendiri secara bersama. "Dengan kegiatan
seperti ini rasa kekeluargaan antara siswa dan guru akan semakin erat,"
tutupnya. (red)