.jpeg)
Gemarnews.com, Opini - Makmeugang begitulah masyarakat Aceh menyebutnya.
Makmeugang merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Aceh untuk menyambut bulan suci Ramadhan.
Biasanya Makmeugang menyembelih hewan dan memasak daging serta masak lemang bersama keluarga.
Tradisi pemotongan hewan ini dalam Masyarakat Aceh dikenal sebagai meugang atau makmeugang.
Hari tersebut merupakan waktu yang dimanfaatkan oleh keluarga di Aceh sebagai waktu berkumpul dan makan bersama. Bahkan, tidak jarang juga keluarga di Aceh yang mengundang anak yatim untuk menikmati kebersamaan hari Meugang ini.
Tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu, dimulai pada masa Kerajaan Aceh, Sebagai rasa syukur dan terima kasih atas kemakmuran Aceh.
Tradisi ini memiliki nilai religius karena dilakukan pada waktu-waktu yang dianggap suci bagi umat Islam.
Dalam konteks masyarakat Aceh saat ini khususnya di Aceh Selatan, untuk memperoleh daging sapi guna merayakan tradisi Meugang dapat dilakukan dengan cara yang berbeda-beda, antara lain : Meugang di Gampong (desa), Meugang Kantor, dan membeli daging di pasar.
Menjelang pelaksanaan Meugang, masyarakat Aceh akan berbondong-bondong menuju pusat-pusat penjualan sapi.
Untuk membeli daging sapi, biasanya masyarakat Aceh Selatan setelah membeli daging sapi lalu di olah menjadi Rabee atau kerabu.
Rabee adalah makanan khas kluet yang paling enak serta bumbunya yang begitu khas sehingga orang memakannya menjadi ketagihan di buatnya, hingga saat ini makanan rabee menjadi makanan khas pada saat Makmeugang.
Begitu unik tradisi yang dilakukan masyarakat Aceh turun temurun tradisi Makmeugang tersebut sampai anak cucu masih dijalankan dengan baik.
Kita harus menjaga tradisi Makmeugang serta makanan yang khas tersebut harus berjalan dengan baik supaya bisa tradisi dan makanan Makmeugang tersebut tidak luntur oleh pengaruhnya zaman.
Penulis : Syahrul Amin
Aktivis Muda Aceh
.jpeg)
